Minggu, 29 Maret 2015



Ketika aku menulis ini aku berada pada dilema
Dilema dalam menentukan jalan cara menempuh hidup yang akan aku lewati.
Kenapa? Begini kemarin malam aku bercerita dengan seorang teman mengenai kakaknya, kakaknya itu seseorang yang bisa dianggap cuek dalam menjalani hidupnya. Bagaimana tidak, seseorang yang pekerjaannya pelajar dan kegiatannya adalah belajar malahan tidak mampu melakukan itu karena katanya apabila ia terlalu lama dalam membaca buku pelajaran dia akan merasakan pusing di kepala.
Ia lebih suka membaca novel, komik. Nonton drama korea, thailand, jepang. Bahkan dalam menghabiskan satu dramapun ia rela menggadaikan jam tidurnya. Mereka semua serasa seperti hidupnya, sehari tidak melakukan kegiatan itu maka dia bisa dibilang sakau, dia termasuk pencandu berat. Ketika kuliah kakak ini juga sangat cuek, ketika dosen datang sebelum ia ada di kelas maka ia akan pulang jika tidak, ia pergi kepeminjaman novel dan komik. Beda dengan kita, ketika dosen datang sebelum kita, kita akan cepat cepat untuk segera memasuki kelas dengan berbagai alasan agar tetap dapat mengikuti mata kuliahnya. Ketika dia merasa tidak enak badan sedikit saja dia akan pulang berbeda dengan kita kebanyakan yang akan tetap masuk dan menahan rasa sakit itu. Wah bisa dibilang hidup kakak ini santai sekali.
Dalam menyelesaikan skripsi juga seperti itu, dalam 2 minggu akhir ia baru dapat menyelesaikan skripsinya, itu pula dengan mengopi rumus rumus dari sahabatnya dan di bantu mengerjakan oleh sahabatnya, dia adalah mahasiswa di prodi matematika. ternyata dalam ujian skripsi itu pun dia lulus. Padahal jika di liat dari kesehariannya ia termasuk mahasiswa yang dapat dihitung dengan jari berapa kali ia masuk kuliah, ia juga termasuk siswa yang juga mengulang di beberapa mata kuliah, tetapi dia memiliki IP selalu diatas 3 koma. Dewi fortuna selalu berada dipihaknya. menurutku karena tirakatnya yang selalu bangun malam menjelang skripsi juga mempengaruhi. Dia juga bilang ketika ditanya adiknya tentang tirakatnya pada malam hari yaitu mencari mukjizat sebelum menempuh skripsi, hahahha.. padahal yang aku tau mukjizat itu diberikan Allah hanya untuk nabi dan rasulnya, kita manusia awam seperti ini namanya diberikan ilham olehNya, mungkin maksud dari kakak itu ilham kali ya J
Setelah wisuda berakhir ia pun langsung ditawari pekerjaan di Kalimantan sebagai guru smp dan smk. Menurutnya hidup itu dijalani santai saja berjalan dengan sendirinya jika kuliah harus mengulang ya di jalani, belajarpun tak usah “ngoyo” karena dari pandangannya ketika kita terjun di tengah masyarakat kita tidak akan dinilai dari berapa IP yang kita dapatkan, tetapi dari sikap tingkah kelakuan dan bagaimana kita dapat berteman dengan baik kepada orang lain, itu menurutnya lebih penting ketimbang hanya memiliki IP yang tinggi tetapi judes, iri dengki, gak bisa dalam berhubungan dengan orang diluar sana. Rezeki seseorang tidak akan pernah tertukar tambahnya begitu.
Nah, dari pengalaman kakak ini menurut juga ada benarnya juga, menjalani hidup dengan santai dan apapun yang akan datang tetap harus dijalani dengan sepenuh hati. Tetapi disisi lain aku berpendapat bahwa kakak itu memiliki keberuntungan yang sangat tinggi. Jika aku menjalani hidup seperti kakak itu apakah dewi fortuna akan  terus mengikutiku? Beruntung sekali jika ia, namun bagaimana jika tidak? Malah akan menimbulkan masalah yang berbagai macam nantinya.
Sebagai manusia yang tidak menutup diri dari nasihat orang lain haha.. aku akan menerapkan sedikit cara hidup kakak itu yang menurutku dapat aku terapkan di hidup ku ini yaitu dalam kehidupan dimasyarakat mereka menilai kita berdasarkan bagaimana kita dapat berhubungan sosial yang baik dengan mereka bukan dengan berapa tinggi IP yang kita dapatkan. Itu dia.... hahaha.. kenapa? Jujur saja dalam hal pelajaran aku termasuk “rata rata” :D. Tapi untuk menjalani hidup ini dengan santai aku belum bisa saat ini karena kelihatannya susah binggo hahahahaha.. juga aku belum mengetahui dampak negatifnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar